Senin, 26 April 2010

Target Wisatawan Perlu Dukungan BUMN

Sapta Nirwandar
Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata


Penetapan tahun 2009 sebagai Visit Indonesia Year berbuah manis. Pasalnya jumlah kunjangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia hingga akhir tahun 2009 sudah mencapai 6.459.665 orang atau meningkat sebesear 0,4% dibandingkan kunjungan wisman tahun 2008 yang mencapai 6.429.027 orang. Kini tahun 2010 sudah di depan mata, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pun optimis jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 7 juta orang.

Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar mengaku telah menyiapkan strategi guna mendongkrak jumlah kunjangan wisman di tahun 2010. Kepada Fauzi Djamal, Supriyanto Pirngadi, dan Roni Mawardi dari BUMN Track, ia menuturkan beragam upaya peningkatan jumlah wisman dengan kegiatan promosi pemasaran yang intensif dan komprehensif. Berikut ini petikan wawancara dengan pria yang dinobatkan sebagai Marketer of the Year 2009 versi MarkPlus Inc dan Indonesia Marketing Association (IMA), pada awal Desember 2009 di ruang kerjanya.

Bagaimana evaluasi kegiatan pariwisata hingga kuartal III-2009?
Bila dilihat perkembangannya, pariwisata kita antara tahun 2008 hingga 2009 masih positif bahkan meningkat sekitar 1,07% dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu peningkatannya 4,5% sedangkan sekarang mencapat 4,6%. Jadi ada peningkatan sekitar 1% lebih akumulasinya. Kami harap akan mencapai target 6,4 juta orang. Kenaikan satu persen ini sudah cukup baik terutama di pasar Asean apalagi jika dibandingkan dengan Singapura yang turun sebesar 9%. Pertumbuhan pariwisata di Asia hanya 3 yang positif yaitu Indonesia, Malaysia dan Korea. Artinya Indonesia selama ini masih dinilai positif.

Faktor yang mendorong kenaikan?

Pertama, karena Indonesia dianggap cukup baik secara ekonomi dan politik. Faktor kedua adalah keamanan yang dianggap kondusif. Berikutnya adalah faktor destinasi seperti Bali, dan Yogyakarta yang mengalami pertumbuhan. Bahkan Jakarta pun bisa dijadikan sebagai destinasi untuk bisnis dan meeting.

Apakah faktor eksternal seperti wabah penyakit turut mempengaruhi kunjungan wisman?
Masalah wabah penyakit seperti flu babi sebetulnya tidak terlalu berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata kita. Oleh karena itu yang penting kita harus memberikan informasi seakurat mungkin. Jika ada kasus penyakit flu babi segera ditangani secepat mungkin. Tujuannya untuk memberikan dampak yang positif kepada wisatawan supaya tidak takut datang ke Indonesia. Bahkan jika diperlukan kita harus melakukan tindakan preventif dengan memberikan informasi untuk meyakinkan bahwa Indonesia serius dalam menangani masalah tersebut.

Selain wabah penyakit masalah keamanan juga mempengaruhi tingkat kunjungan wisman. Namun ia mengaku bersyukur dampak bom di Hotel Ritz Calton dan JW Marriott yang terjadi pada Juli 2009 tidak seperti bom Bali 2002 yang turut menghancurkan industri pariwisata. Penanganan dan pengungkapan kasus bom juga turut mempercepat pemulihan industri pariwisata.

Setidaknya ini terlihat dari data pada Januari-Juli 2009 secara komulatif jumlah kunjungan wisman mencapai 3.558.887 orang atau tumbuh 2,56% dibandingkan periode yang sama tahun 2008 sebesar 3.469.968 orang. Sementara itu wisman dari Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Perancis, Australia, dan Cina mengalami kenaikan signifikan hingga dua digit. Misalnya wisman dari Australia, pada Januari-Juli tercatat sebanyak 267.227 orang atau naik sebesar 24,99%.

Kemenbudpar pun bersama pelaku bisnis dan stakeholder pariwisata lainnya akan lebih ofensif meningkatkan target kunjungan wisman. Promosi pariwisata fokus membidik pasar Rusia, China, India, dan Timur Tengah, di samping tetap memainkan pasar Singapura, Malaysia, Australia, Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.

Strategi yang diterapkan menggunakan new wave marketing yaitu teknik promosi wisata secara efektif yang menyesuaikan dengan bujet atau investasi. Reorientasi juga dilakukan terhadap pasar domestik. Maksudnya dilakukan spesialisasi produk pariwisata yang lebih terfokus pada pengunjung berusia muda. Diharapkan dapat diterapkan model low cost high impact.

Bagaimana strategi pemasaran pariwisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisman?
Kami setidaknya menyiapkan lima strategi meningkatkan jumlah wisatawan. Pertama, strategi yang bersifat vertikal. Artinya kita memanfaatkan dana sebesar-besarnya untuk advertising atau iklan. Berikutnya adalah fokus kepada pelayanan komunitas dan prodak. Hal ini lebih efektif karena kita dapat memperkenalkan produk yang cocok kepada pasarnya sehingga lebih fokus.

Singkatnya, kita memilih negara mana saja yang berpotensi mendatangkan wisatawan ke Indonesia. Terhadap mereka, kita fokus menawarkan produk-produk yang digeamari dan layak dipasarkan di negara tersebut. Misalnya di Singapura ada komunitas China, Melayu, India, dan ekspatriat. Keempat komunitas ini berbeda-beda keinginanya. Ada yang lebih tertarik pada golf, tempat wisata bahari, tempat belanja, dan sebagainya. Kepada masing-masing komunitas itu, pemasaran pariwisata disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Biasanya kalangan ekspatriat ingin berwisata belanja maka Jakarta bisa menjadi salah satu pilihan.

Pendekatan komunitas olah raga juga diterapkan. Misalnya, di Jepang ada komunitas diving yang anggotanya sangat besar. Terhadap mereka, kita menawarkan wisata bahari yang cocok digunakan untuk diving seperti kepulauan Raja Ampat, di Papua maupun laut Bunaken di Sulawesi Utara (Sulut). Kita juga fasilitasi kepada swasta untuk menjual dagangannya ke pusat-pusat perbelanjaannya. Artinya kita turun ke pasar. Di samping itu kita bekerja sama dengan airlines, hotel dan lainnya. Nah strategi ini yang disebut dengan strategi co-marketing.

Strategi lainnya?
Yang ketiga, akses one to one marketing. Artinya kita membawa pengusaha pariwisata untuk bertemu partnernya di luar negeri. Langkah ini dinilai lebih fokus dan targetnya juga jelas. Selain itu, produknya juga harus disesuaikan dengan selera pasarnya. Strategi tersebut lumayan efektif, sebab dengan biaya yang minim bisa maksimal, apalagi yang dibidik adalah komunitas. Meskipun tidak menyeluruh, tapi jika pola itu dilakukan ke berbagai banyak segmen maka akan terakumulasi sehingga jumlahnya akan banyak pada akhirnya. Untuk new comers atau wisman yang baru ingin datang ke Indonesia dilakukan melalui image dan produk promosional.

Jika ingin mau lebih tajam lagi promosinya diperlukan keseimbangan antara country image dengan produk destinasi dan services promotion. Namun saat ini porsi promosi komunitas lebih banyak karena lebih mudah cara mengukurnya. Strategi keempat, melalui tindakan public relation (PR) atau juga disebut news value. Caranya dengan dua hal yaitu aktivitas budaya yang menggandeng pelaku budaya dan aktivitas kunjungan. Terakhir, memperkuat perwakilan di luar negeri untuk menggiatkan promosi pariwisata. Untuk itu diperlukan komitmen yang tinggi dari perwakilan di luar negeri.

Bagaimana peran BUMN dalam mendukung datangnya para wisatawan?
BUMN punya peran penting, setidaknya BUMN yang terkait dengan pariwisata. Misalnya dalam aspek pelayanan di bandara atau di pelabuhan. Kedua tempat itu harus membuat bagaimana wisatawan merasa nyaman dan tidak kapok datang ke Indonesia. Sebab salah satu daya tarik pariwisata terletak pada pengelolaan bandara. Karenanya Angkasa Pura dan Pelindo harus lebih meningkatkan kualitas pelayanannya.

Berikutnya adalah transportasi misalnya Garuda, Merpati, Pelni, serta Kereta Api. Aspek pelayanan perlu ditingkatkan dengan memberikan pelayanan ekstra kepada para wisatawan. Peran Pelni juga perlu didorong untuk menjangkau wisatawan domestik. Karena selama ini kita lebih fokus kepada wisatawan luar.

Sapta berpendapat Visit Indonesia Year 2009 yang mengambil tema mice and marine telah memenuhi target dan hasilnya pun sangat menggembirakan. Salah satu indikatornya adalah suksesnya perhelatan World Ocean Conference di Manado, Sulut pada Mei 2009. Kegiatan yang diikuti 121 negara itu mendorong beragam kegiatan wisata bahari di Sulut berkembang pesat. Terbukti hingga kini paket-paket wisata bahari seperti diving, surfing, fishing, yachting, cruising, snorkeling, dan water-skiing makin banyak dijual dan diminati.

Di tahun 2010, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ingin mengulang kesuksesan dengan mencanangkan program Tahun Kunjungan Museum. Program ini memiliki peranan strategis sebagai wahana pengguat program revitalisasi museum dan meningkatkan apresiasi dan kepedulian masyarakat terhadap warisan budaya bangsa. Diharapkan terjadi juga peningkatan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara.

Prospek pariwisata di tahun 2010?
Untuk 2010 kelima strategi di atas akan tetap dilakukan cuma akan ada beberapa yang diperkuat, yaitu di sektor maritim dan kebudayaan, serta promosi juga akan semakin diperkuat. Kami juga harus meningkatkan dan mengembangkan produk pariwisata. Produknya jangan itu-itu saja supaya tidak bosan. Berikutnya adalah peningkatan pelayanan, baik di tempat tujuan wisata maupun lainnya.

Jika semua pelayanan bagus pasti akan menimbulkan memori yang baik di setiap diri wisatawan. Nantinya mereka akan menjadi agent of promotion untuk Indonesia. Karena pelayanan yang buruk akan menimbulkan mouth promotion yang negatif. Berikutnya adalah kemudahan untuk mengakses informasi agar memudahkan para wisatawan baik dalam bentuk brosur, on line atau lainnya. Peningkatan ini juga termasuk pelayanan SDM juga harus ditingkatkan.

Ke depannya kita berharap mudah-mudahan ada penerbang yang langsung bisa ke Indonesia karena memudahkan wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Kesimpulannya untuk 2010, saya optimis ada positif growth meskipun angka pertumbuhannya belum bisa menembus angka 2 digit.

*Majalah BUMN Track Edisi Januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar