Sabtu, 17 Maret 2012

Kapal 3 in 1, Ide Kreatif Atasi Kesulitan Usaha*


Teks: Fauzi Djamal
Foto: Pelni

Keinginan perusahaan memodifikasi kapal penumpang mampu berfungsi mengangkut barang yang disebut Kapal 3 in 1 direspon positif Menteri BUMN Dahlan Iskan. Selain mampu mengurangi hambatan sistem logistik nasional, Kapal 3 in 1 dipastikan mendongkrak pendapatan perusahaan.

Ada cerita menarik usai rapat koordinasi Kementerian BUMN dengan BUMN yang diselenggarakan pada 12 Desember 2011 di Gedung Pertamina, Jakarta. Acara yang dikemas khusus Kementerian BUMN ini sejatinya membahas sejumlah permasalahan yang ada di BUMN namun dalam pelaksanaannya berkembang menjadi sebuah diskusi yang menarik dan dinamis karena melibatkan seluruh peserta yang merupakan para direktur utama BUMN yang berjumlah 141 BUMN.

Mengutip pernyataan Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam laman dahlaniskan.wordpress.com terungkap kekagumannya atas banyaknya ide kreatif dalam mengelola perusahaan dari para direktur utama BUMN yang muncul saat rapat koordinasi Kementerian BUMN dengan BUMN. Ide kreatif ini merupakan solusi atas berbagai persoalan yang sedang dihadapi BUMN dan aksi korporasi yang nyata untuk meningkatkan laba perusahaan. Ia pun memuji sejumlah BUMN yang memiliki ide segar dalam menjalankan usaha. Salah satunya adalah PT Pelni.

“Ide-ide segar dari BUMN menjadi bukti bahwa berpikir kreatif lebih penting daripada terus-menerus mengeluh. Selama ini ada gejala terlalu banyak energi para pimpinan BUMN untuk mengeluh, ngomel, ikut menghujat,” kata Dahlan.

Diungkapkan Dahlan, salah satu ide kreatif datang dari PT Pelni. Direktur Utama Pelni Jussabela Sahea menyampaikan tentang ide Kapal 3 in 1. Ide ini bermula dari menurunnya jumlah penumpang kapal. Sejak maraknya penerbangan murah 10 tahunan yang lalu, penumpang kapal Pelni menurun drastis. Tinggal 50 persen. Tentu, Pelni mengalami kerugian yang sangat besar.

Ditengah himpitan kerugian yang besar, lanjut dia, Pelni tidak boleh menghentikan operasi dan Pelni harus tetap mengemban tugas merangkai pulau-pulau Nusantara. Jika Pelni tidak beroperasi, tidak ada pilihan bagi masyarakat golongan bawah yang ingin bepergian. Sekarang saja, kalau ada kapal Pelni yang masuk dok untuk diperbaiki, harga-harga barang di suatu daerah terpencil langsung naik drastis.

Situasi makin pelik saat Pelni menyadari bahwa sebagian penumpangnya merupakan para pedagang kecil yang hanya dengan menggunakan kapal Pelni mampu membawa barang dalam jumlah banyak dengan biaya yang murah. Bahkan, untuk kilogram tertentu, tidak perlu membayar. Di saat pesawat semakin ketat dalam mengontrol berat barang bawaan, Pelni menjadi tumpuan bagi pedagang kecil antarpulau.

“Melihat gejala baru itu, teman-teman di Pelni bertekad mengubah semua kapalnya menjadi Kapal 3 in 1. Tujuannya agar mampu mengangkut orang dan juga mengangkut barang tak terkecuali ternak. Artinya, sebagian ruang penumpang yang kini separo kosong itu diubah untuk bisa dimasuki kontainer. Setidaknya, 20 kontainer mampu dimuat. Bahkan, jumlahnya bisa lebih banyak jika kontainernya yang lebih kecil,” tutur Dahlan.

Pangkas hambatan logistik

Dijelaskan Dahlan, saat ini direksi Pelni sedang mendesain kontainer mini untuk ditempatkan di Kapal 3 in 1. Upaya ini bertujuan untuk menambah fleksibilitas sekaligus agar biaya modifikasinya lebih murah. Cukup mengadakan crane yang ukurannya kecil yang lebih murah. Untuk itu, Pelni akan bekerja sama dengan Fakultas Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Sebab, ITS sudah punya pengalaman meredesain kapal Pelni untuk kepentingan serupa.

“Beberapa hari lalu, sebelum matahari terbit, saya melihat kapal yang sudah dimodifikasi itu di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Saya juga sempatkan melihat terminal baru penumpang Pelni di situ. Terminal baru yang dibangun Pelindo II ini sangat berselera tinggi. Tidak kalah dengan bandara sekelas Juanda, Surabaya. Desainnya futuristik. Ruang tunggunya mengejutkan. Saya juga minta lebih banyak pohon ditanam agar lebih sejuk. Nantinya, penumpang kapal Pelni tidak akan merasa rendah diri daripada penumpang pesawat terbang,” jelas Dahlan.

Ide kreatif Pelni, tambah Dahlan, sudah disampaikan kepada Presiden SBY. Responnya sangat positif dan sangat menghargai. Bahkan Presiden SBY berhadap upaya redesain kapal Pelni bisa ikut mengatasi kesulitan sistem logistik nasional terutama untuk daerah-daerah yang belum berkembang. Misalnya, daerah Jawa yang masih memerlukan daging sapi yang luar biasa besar. Tetapi, kiriman sapi dari Indonesia Timur sangat mahal. Sebab, tidak ada kapal khusus angkutan sapi. Kapal khusus sapi harus besar. Padahal, sapi yang akan diangkut, meskipun banyak, tersebar di daerah-daerah kecil. Tidak mungkin kapal khusus bisa melayaninya.

“Dengan kapal Pelni 3 in 1, lima atau enam ekor sapi dari satu daerah sudah bisa diangkut ke Jawa dengan ongkos yang murah. Presiden berharap ide kreatif ini bisa mendorong masyarakat di Indonesia Timur lebih semangat menernakkan sapi. Bisa menjual sapi dengan mudah dengan harga yang baik,” tutur Dahlan penuh harap.

Bagi Dahlan, ide Kapal 3 in 1 Pelni akan mengatasi ketidakseimbangan angkutan barang antarwilayah Indonesia. Kapal-kapal Pelni yang menuju Indonesia Timur selalu penuh barang kalau meninggalkan Jakarta atau Surabaya. Tetapi, ketika kembali ke Jawa, tidak banyak barang yang diangkut. Sayang sekali kalau kapal itu kosong.

“Dengan angkutan barang dan ternak ini, kapal Pelni yang kembali ke Jawa bisa penuh muatan. Dengan demikian, pendapatan Pelni bisa lebih baik. Bahkan menurut hitungan direksi Pelni, Kapal 3 in 1 mampu meningkatkan pendapatan Pelni hingga 300 persen. Kreativitas seperti itu akan terus didorong di semua BUMN. Hal ini penting, karena dapat menggantikan sikap yang hanya mengeluh atau cengeng,” tegas Dahlan. []

*Majalah Camar Pelni Maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar